Beberapa waktu usai gempa dahsyat berkekuatan 7,3 skala Richer menghajar Provinsi Bengkulu pada 4 Juni 2000 lalu, saya mengunjungi Pulau Enggano yang masuk wilayah administratif Kabupaten Bengkulu Utara. Jarak antara Pulau Enggano dengan Kota Bengkulu kira-kira 110 mil laut atau sekitar 214 kilometer jika meteran dibentangkan di ruas darat.
Pulau Enggano adalah salah satu pulau terluar Indonesia yang lokasinya di laut lepas. Pulau Enggano yang ada di sebelah barat daya Kota Bengkulu dan berada sendirian di laut bebas itu berbatasan dengan Samudera Hindia yang mengancam ganas.
Pulau Enggano, yang secara administrasi pemerintahan adalah sebuah kecamatan, terdiri atas enam desa. Masing-masing Desa Meok, Banjarsari, Malakoni, Kaana, Apoho, dan Kahyapu.
Tidak kurang 2.000 jiwa hidup di Pulau Enggano yang memiliki panjang sekitar 42 kilometer dan lebar sekitar 16 kilometer. Mereka terbagi jadi enam suku, yakni Suku Kaitora, Kaarubi, Kaaruba, Kauno, Kaaoha, dan kaum pendatang yang disebut Suku Kamai.
Selengkapnya:
http://umum.kompasiana.com/2009/04/19/apa-kabar-pulau-enggano/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar